HIV dan
AIDS
HIV
Human immudeficiency Virus (HIV), yaitu
virus atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang sistem kekebalan tubuh
tubuh manusia.Di dalam tubuh manusia terdapat sel-sel darah putih yang relatif
cukup banyak,adapun fungsi sel darah putih berguna untuk melawan membunuh
berbagai bibit penyakit atau kuman yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Jika
seseorang terinfeksi oleh HIV, virus ini akan menyerang sel-sel darah putih,
merusak dindings sel, selanjutnya masuk ke dalam sel dan merusak sistem
kekebalan tubuh. Akibatnya, sel-sel tubuh mengalami kerusakan dan lemah
sehingga tubuh tidak mampu lagi melawan kuman atau bibit-bibit penyakit.
AIDS
Aquared Immune Deficiency Syndrom
(AIDS) dapat diartikan sebagai kumpulan tanda atau gejala penyakit akibat
hilangnya atau menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia. ADIS merupakan fase terminal
akhir dari infeksi HIV.
Akibat
fatal dari seseorang yang terinfeksi HIV adalah sistem kekebalan tubuhnya
sangat riskan terhadap kuman atau bibit penyakit. Bibit penyakit yang tergolong
ringan bagi seseorang, tetapi bagi penderita HIV merupakan masalah besar dan
berat bahkan dapat menimbulkan kematian (infeksi
oportunistik).
HIV/AIDS di
Indonesia
Kasus
AAIDS pertama di Indonesia dilaporkan dari Bali pada bulan April tahun 1987. Penderitanya
adalah seorang wisatawan Belanda yang meninggal di RSUD Sanglah akibat infeksi
sekunder pada paru-parunya. Sampai dengan akhir tahun 1990, peningkatan kasus
HIV/AIDS nampaknya masih dianggap belum mengkhawatirkan oleh banyak pihak,
tetapi sejak awal tahun 1991, waktu yang dibutuhkan untuk peningkatan kasus
HIV/AIDS menjadi dua kali lipat sudah kurang dari satu tahun. Bahkan selama
triwulan pertama tahun 1993 sudah terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS secara
eksponensial. Sampai dengan akhir 1996, kasus HIV/AIDS yang tercatat di Depkes
Pusat berjumlah 501 orang, terdiri dari 119 kasus AIDS dan 382 HIV+, yang
dilaporkan dari 19 provinsi. Inilah gambaran umum “puncak gunung es” kasus
HIV/AIDS yang direkam di Depkes pusat (Tabel
1).
Tabel 1
Perkembangan Masalah HIV/AIDS
Desember ’93-95 dan Desember ‘96
Variabel
|
s/d Des ’93
N = 193
|
s/d Des ‘95
N = 213
|
s/d Des ‘96
N = 501
|
AIDS
|
49 (25%)
|
55 (26%)
|
119 (24%)
|
HIV+
|
144 (75%)
|
158 (74%)
|
382 (56%)
|
Penularan seksual
|
133 (70%)
|
164 (77%)
|
411 (82%)
|
Pengidap WNI
|
88 (46%)
|
117 (55%)
|
333 (67%)
|
Umur 20 – 29 tahun
|
136 (70%)
|
155 (73%)
|
238 (48%)
|
Wanita
|
27 (14%)
|
43 (20%)
|
144 (29%)
|
Kecepatan
penularan HIV dari tahun ke tahun dapat dijadikan salah satu indikator potensi
penularan HIV di masyarakat selain faktor situasi dan perilaku berisiko serta
peningkatan kasus penyakit menular seksual (PMS) di masyarakat. Selama lima
tahun terakhir (1992 - 1996), peningkatan insiden (kasus baru) AIDS lebih tiga
kali lipat, sedangkan insiden HIV+ hampir enam kali lipat.
Tabel 2
Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS dan Kematian berdasarkan Tahun
Pelaporan
Tahun
|
HIV
|
AIDS
|
Mati
|
1987
|
5
|
1
|
|
1988
|
2
|
1
|
|
1989
|
5
|
3
|
|
1990
|
5
|
-
|
|
1991
|
15
|
4
|
|
1992
|
13
|
-
|
|
1993
|
24
|
4
|
|
1994
|
20
|
4
|
|
1995
|
23
|
7
|
|
1996
|
42
|
40
|
|
1997
|
44
|
5
|
|
1998
|
60
|
18
|
|
1999
|
94
|
20
|
|
2000
|
225
|
76
|
|
2001
|
219
|
26
|
|
2002
|
345
|
62
|
|
2003
|
316
|
115
|
|
2004
|
1.125
|
316
|
|
2005 (HIV: 1987 - 2005)
|
859
|
2.162
|
574
|
2006
|
7.195
|
3.439
|
760
|
2007
|
6.048
|
4.434
|
825
|
2008
|
10.362
|
5.134
|
937
|
2009
|
9.793
|
5.458
|
950
|
2010
|
21.291
|
6.476
|
1.185
|
2011
|
21.031
|
6.178
|
825
|
2012 (sd September)
|
15.372
|
3.541
|
514
|
Tidak diketahui
|
11
|
||
Total
|
92.251
|
39.434
|
7.293
|
Sumber : Ditjen PP
& PL
Kemenkes RI
30 November 2012
Cara Pencegahan HIV/AIDS
Oleh
karena HIV ditularkan melalui hubungan seks, jarum suntikan, transfusi
darah,
dan secara perinatal (dari ibu ke anak), maka pencegahan AIDS dapat
dapat
dilakukan dengan memperhatikan perilakunya sehubungan dengan hal
tersebut.
Cara pencegahan HIV/AIDS
dari segi seksual
Cara
berhubungan seks secara konvensional yang diketahui umum adalah
penetrasi penis
ke dalam vagina. Sudah dijelaskan bahwa HIV tertular melalui air mani
vagina. Maka
hal ini mudah dipahami. Apalagi pada saat berhubungan seks bisa terjadi
kerusakan di dinding alat kelamin, dan virus itu akan lebih mudah enular
melalui darah.
Ada
pula banyak orang yang menyukai hubungan seks dengan variasi lain,
seperti
misalnya melalui anus ke dubur (seks anal)
atau melalui mulut (oral seks). Variasi
seperti itu mengandung risiko penularan HIV bukan saja melalui air mani
(untuk
seks anal dan oral) dan cairan vagina (untuk seks oral), tetapi juga
melalui
darah karena memungkinkan terdapat luka-luka kecil yang kurang mendapat
perhatian pada anus, rongga mulut, dan alat kelamin.
Cara-cara
mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual dengan
demikian
adalah dengan cara:
1. pantangan
atau
tidak melakukan hubungan seks sama sekali;
2. mengurangi
jumlah
pasangan seks;
3. tidak
melakukan
hubungan seks dengan wanita/pria pekerja seks dan/atau
4. melakukan
seks
aman.
Apa itu seks aman?
Seks
aman adalah sebuah konsep yang muncul setelah epidemi AIDS meluas. Seks
aman ini
diajukan untuk menghadapi penularan HIV melalui hubungan seks. Artinya,
orang
disarankan untuk mengurangi risiko ditulari HIV ketika melakukan
hubungan seks.
Cara
paling efektif untuk memperoleh penularan HIV adalah denganpantangan,
yaitu
tidak berhubungan seks sama sekali.
Alternatif
lain adalah hubungan seks tanpa melakukan penetrasi penis ke dalam
vagina, anus
atau pun mulut. Bila air mani tidak masuk ke dalam tubuh pasangan
seksual, maka
risiko ditulari HIV menjadi kurang. Seseorang perlu belajar menikmati
seks
dengan berpelukan, berciuman, melakukan masturbasi, atau salinge meraba.
Apabila
seorang manusia ingin melakukan senggama dalam pengertian umum, yakni
dengan
adanya penetrasi, maka seks yang aman adalah dengan menggunakan alat
pelindung
berupa kondom.
Daftar referensi :
Pisani, Elizabeth. 2008. Kearifan
Pelacur: Kisah Gelap di Balik Bisnis Seks dan Narkoba. Jakarta: PT.
Serambi
Ilmu Semesta
Yatim, Danny Irawan.
2007. Dialog Seputar AIDS. Jakarta: Grasindo
0 komentar:
Posting Komentar